ARTI FILSAFAT DAN MAKNA PENDIDIKAN
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu: Nanang Hasan Susanto,
M.Pd.I
Oleh:
Ade Nurhamidah
Umi
Hani
SEMESTER GENAP (IV)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(PGSD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
NAHDLATUL ULAMA (NU)
INDRAMAYU
2013 - 2014 M
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas segala nikmat yang
telah Allah berikan kepada kami, sholawat serta salam sudah sepantasnya di sanjungkan
kepada baginda Rasul Amirul Mu’minin. Untaian
rasa terimakasih, kami sampaikan kepada Bapak Nanang Hasan Susanto, M.Pd.I karena berkat dorongan beliau akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Arti filsafat dan makna pendidikan”
sebagi tugas mandiri mata kuliah Filsafat
pendidikan.
Kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini sangat kami sadari, oleh sebab itu kami harapkan kritik dan
sarannya.
Sekian kurang dan lebihnya mohon maaf.
Indramayu, Maret 2014
Tim Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Harun
Hadiwijono berpendapat bahwa filsafat diambil dari bahasa Yunani, filosofia.
Struktur katanya berasal dari kata filosofien yang berarti mencintai
kebijaksanaan. Dalam arti itu, menurut Hadiwijono filsafat mengandung arti
sejumlah gagasan yang penuh kebijaksanaan. Artinya, seseorang dapat disebut
berfilsafat ketika ia aktif memperoleh kebijaksanaan. Kata filsafat dalam
pengertian ini lebih memperoleh kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian
ini lebih berarti sebagai “Himbauan kepada kebijaksanaan”.
Di zaman
Yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan spesial, akan
tetapi suatu cara hidup yang kongkret, suatu pandangan hidup yang total tentang
manusia dan tentang alam yang menyinari seluruh kehidupan seseorang.
Selanjutnya, dengan kehidupan atau perkembangan peradaban manusia dan problema
yang di hadapinya, pengertian yang bersifat teoritis seperti yang di lahirkan
filsafat Yunani itu kehilangan kemampuan untuk memberi jawaban yang layak
tentang kebenaran peradaban itu telah menyebabkan manusian melakukan loncatan
besar dalam bidang sains, teknologi, kedokteran dan pendidikan.
Perubahan
itu mendorong manusia memikirkan kembali pengertian tentang kebenaran. Sebab
setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan berpengaruh terhadap sistem nilai
yang berlaku, karena antara perubahan peradaban dengan cara berfikir manusia
terdapat hubungan timbal balik.
Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik, baik
potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karsanya agar dasar kependidikan
adalah cita-cita kemanusiaan universal. Karenanya pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, dinamis, guna
mencapai tujuan hidup kemanusiaan, melalui filsafat kependidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Filsafat adalah?
2. Makna Pendidikan adalah?
3. Hakikat Filsafat Pendidikan adalah?
1.3 Tujuan
1. Memahami Arti filsafat
2. Mengerti tentang Makna Pendidikan
3. Mengetahui Hakikat Filsafat Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
FILSAFAT
Kata falsafah atau filsafat diambil dari bahasa
Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Terdiri dari dua kata philos =
persahabatan, cinta dsb. Dan sophia = "kebijaksanaan,
hikmah". Dari definisi yang sederhana ini dapat di pahami bahwa
filsafat secara bahasa adalah cinta terhadap hikmah, cinta terhadap
kebijaksanaan dan berusaha mendapatkannya. Jadi dapat dikatakan filosof
yaitu orang yang mencintai hikmah atau kebijaksanaan dan berusaha mendapatkannya.
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Filsafat diartikan :
Ø Pengetahuan dan penyelidikan dng akal budi mengenai hakikat segala yg
ada, sebab, asal, dan hukumnya
Ø Teori yg mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan
Ø Ilmu yg berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi.
Dari pengertian ini saja, orang dapat memahami bahwa tujuan filsafat, pada
mulanya adalah mulia. Yakni, membuat orang cinta kebijaksanaan, dan seterusnya
menjadi bijaksana. Filsafat merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada
rasio (akal), dan karena rasio (akal) adalah anugerah Allah, maka
capaiannya kadang-kadang bisa benar. Tetapi, karena ia bukan wahyu, maka
akal pun bisa keliru.
Prof. Dr. Harun Nasution memberikan definisi filsafah sebagai berikut:
- Pengetahuan
tentang hikmah
- Pengetahuan
tentang prinsip atau dasar-dasar
- Mencari
kebenaran
- Membahas
dasar-dasar dari apa yang dibahas3
Dengan demikian ia berpendapat bahwa intisari dari Filsafat ialah
berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas., dan sedalam-dalamnya
sehingga sampai ke dasar-dasar persolalannya.
Berikut ini ada beberapa pengertian filsafat menurut para ahli yaitu:
1) Plato, mengatakan bahwa filsafat tidak lain daripada pengetahuan
tentang segala yang ada.
2) Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat adalah
menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat
ilmu yang umum sekali.
3) Fichte, menyebutkan filsafat sebagai Wissenschaftslehre : ilmu dari
ilmu-ilmu, yaitu ilmu umum yang menjadi dasar segala ilmu.
4) Al-Kindi, sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat islam
yang memberikan pengertian filsafat di kalangan umat islam.
5) Al-Farabi, mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang
wujud karena ia wujud ( al-ilmu bi al majudat bima hiya maujudah ).
Dari sini ia membagi lapangan filsafat menjadi dua, yaitu:
o Filsafat Teori (al falsafah al nadariyah), mengetahui yang ada tanpa
tuntutan untuk mewujudkannya dalam amal.
o Filsafah Praktek ( al falsafah al amaliyah) mengetahui
sesuatu yang seharusnya diwujudkan dengan amal, yang
melahirkan tenaga untuk melakukan bagian-bagiannya dengan baik.
Amalan yang mengenai individu disebut ilmu akhlak, yaitu perbuatan
baik yang seharusnya dikerjakan setiap orang. Yang mengenai masyarakat di
sebut al falsafah al madaniyah yaitu perilaku perbuatan baik yang
seharusnya dilakukan oleh anggota masyarakat.
6) Ibnu Sina, juga membagi filsafat kedalam dua bidang yaitu teori
dan praktek, yang keduanya berhubungan dengan agama, dimana
dasarnya terdapat dalam syariat Tuhan, yang penjelasan dan kelengkapannya
di peroleh dengan tenaga akal manusia
7) Immanuel Kant, mengemukakan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup alam
empat persoalan :
a. Apakah yang dapat kita ketahui? (jawabannya : Metafisika)
b. Apakah yang seharusnya kita ketahui? (jawabannya : Etika)
c. Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya : Agama)
d. Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya : Antropologi)
Berdasarkan uraian dan beberapa pengertian filsafat di atas maka
dapat kita ambil kesimpulan bahwa filsafat itu ialah suatu ilmu yang
membahas dan mempersoalkan tentang segala sesuatu dan yang mungkin ada
dalam jagat raya ini secara universal, sistematis, sedalam-dalamnya untuk
menemukan kebenaran hakiki atau hikmah yang tertinggi demi mencapai
kebijaksanaan.
2.2. MAKNA
PENDIDIKAN
Dalam bahasa Arab pendidikan disebut Tarbiyah yang diambil
dari kata Rabba ( رب ي یرب ي تربیة ) yang bermakna memelihara,
mengurus, merawat, mendidik. Dalam literatur-literatur berbahasa Arab kata
Tarbiyah mempunyai bermacam macam definisi yang intinya sama
mengacu pada proses pengembangan potensi yang dianugrahkan pada manusia.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu
- The art,
practice of profession of teaching “seni, praktik atau profesi sebagai
pengajar (pengajaran)
- The
sistematized learning or instruction concerning principles and methods of
teaching and of student control and guidance; lagerly replaced by the term
of education. “ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan
dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar pengawasan dan bimbingan
murid dalam arti luas diartikan dengan istilah pendidikan.
Orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”,
yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak
yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan
sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni membangkitkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu
proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan
usaha manusia melestarikan hidupnya.
Beberapa pengertian dari pendidikan:
- Didalam
Wikipedia Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
- Didalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
- Pendidikan
merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya,
dalam membimbing, melatih, mengajar, menanamkan nilai-nilai serta
dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia
yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai
manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan cirri kemanusiaannya.
- Ki Hajar
Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Jadi keseimpulannya pendidikan itu adalah proses atau kegiatan
yang sengaja diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia
menjadi lebih baik atau memanusiakan manusia melalui upaya pengajaran
dan latihan.
2.3.HAKIKAT FILSAFAT
PENDIDIKAN
Suatu usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan
tanpa menggunakan kearifan (wisdom) dan kekuatan filsafat ibarat
sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk gagal. Persoalan pendidikan adalah
persoalan filsafat.
Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan
adalah akhir dari filsafat, yaitu kearifan (wisdom). Dan alat dari
filsafat adalah alat dari pendidikan, yaitu pencarian (inquiry),
yang akan mengantar seseorang pada kearifan.
Telah menjadi keyakinan para ahli dalam lingkungan pendidikan tentang
adanya kenyataan bahwa pendidikan itu berhubungan erat dengan filsafat.
Dalam banyak hal pendidikan perlu berlandaskan pada konsep-konsep tertentu yang
perumusannya diambil dari filsafat.
Filsafat pendidikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, memusatkan
perhatiannya pada penerapan pendekatan fisiologis pada bidang pendidikan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada
umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau gurupada khususnya.
Filosof pendidikan, sebagaimana juga filosof umum, berusaha
mencari yang hak hakikat serta masalah yang berkaitan dengan pendidikan,
ia berusaha sungguh-sungguh untuk mendalami konsep-konsep pendidikan dan memahami
sebab-sebab yang hakiki dari masalah pendidikan. Berikut ini dikemukakan
beberapa pendapat para ahli tentang pengertian Filsafat Pendidikan:
- Al-Syaibany
mengartikan bahwa filsafat pendidikan yaitu aktifitas pikiran yang teratur
yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.
- Barnadib
mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan.
- Arifin
mengungkapkan bahwa keberadaan filsafat dalam ilmu pendidikan bukan
merupakan insindental, artinya, filsafat itu merupakan teori umum dari
pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan.
- Noor Syam
mengemukakan filsafat pendidikan ialah niai dan keyakinankeyakinan filosof
yang menjiwai, mendasari dan memberikan indentitas(karakteristik) suatu
sistem pendidikan.
- Filsafat
Pendidikan, yang menyelediki hakikat pelaksanaan pendidikan yang
bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara, dan hasilnya, serta
hakikat ilmu pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap
sruktur penggunaannya. (B. Othanel Smith, Philosophy of education,
Encyclopedia of Educational Research, hlm. 957-963)
Jadi dapat disimpulkan bahwa Filsafat Pendidikan adalah adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan
yang merupakan landasan bagi semua pendidikan untuk memperoleh
jawabanjawaban bagi permasalahan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Filsafat itu ialah suatu ilmu yang membahas dan mempersoalkan
tentang segala sesuatu dan yang mungkin ada dalam jagat raya ini secara universal, sistematis,
sedalam-dalamnya untuk menemukan kebenaran hakiki atau hikmah
yang tertinggi demi mencapai kebijaksanaan.
Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi
yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang
diharapkan agar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai insan
kamil, manusia utuh atau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud
melalui proses pengajaran, pembelajaran (ta‟lim dan tadris),
pembersihan dan pembiasaan (tahdzib dan ta`dib), dan tadrib (latihan)
dengan memperhatikan kompetensi kompetensi berupa profesi, kepribadian dan
sosial. Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan
tetapi tidak terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia
beroleh asupan pemeliharaan dari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari
pendidikan, sedangkan metodenya dari filsafat. Berfilsafat tentang
pendidikan menuntut suatu pemahaman yang tidak hanya tentang pendidikan
dan persoalan-persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro.2010.Filsafat
Umum. Jkaarta : Raja Grafindo Persada
Hendra Saputra. 2008. Pengantar
Filsafat Pendidikan. PSB FKIP UHAMKA: Jakarta
Soetriono dan
SRDm Rita hanafie.2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Ygyakarta
: C.V Andi offset